Israel melanjutkan agresinya terhadap Lebanon. (Foto: melalui pengambilan video)
Kementerian Kesehatan mengumumkan kematian 25 orang dan cederanya 14 lainnya dalam serangan Israel di Barja dan Chehabiyeh dengan jumlah korban diperkirakan akan meningkat.
Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon mengumumkan pada hari Rabu bahwa serangan semalam Israel di Lebanon tengah dan selatan telah merenggut nyawa sedikitnya 25 orang dan melukai 14 lainnya.
Sebuah pernyataan dari kementerian mencatat bahwa pesawat-pesawat tempur Israel menghantam sebuah bangunan di kota Barja di distrik Chouf di Gunung Lebanon yang menewaskan 20 orang dan melukai 14 lainnya.
Kementerian memperkirakan jumlah korban akan bertambah karena masih banyak orang yang masih berada di bawah reruntuhan bangunan.
“Operasi penyelamatan dan pembersihan puing-puing sedang berlangsung,” bunyi pernyataan itu.
Selain itu, lima orang lainnya tewas dalam serangan udara yang menargetkan sebuah rumah di kota Chehabiyeh di selatan Lebanon.
Dalam insiden terpisah, NNA melaporkan bahwa tentara Israel menerbangkan balon pengawasan militer di atas Baalbek di tengah drone yang terus-menerus melayang di Lembah Bekaa.
Petugas penyelamat terus membersihkan puing-puing di Barja. Sedikitnya 15 orang tewas, mayoritas perempuan dan anak-anak.
Menurut tetangganya, mereka melarikan diri dari sekitar Tirus sekitar dua bulan lalu. Dia mengatakan tidak ada yang selamat. pic.twitter.com/bsTe7TJzLS
Kementerian Luar Negeri Mengajukan Keluhan Lain
Seiring dengan perkembangan ini, Kementerian Luar Negeri Lebanon pada Rabu mengumumkan bahwa mereka mengajukan pengaduan baru terhadap Israel melalui misi permanennya di PBB, NNA melaporkan.
Kementerian luar negeri mengatakan bahwa pengaduan ke Dewan Keamanan PBB datang “dalam kerangka pengaduan berkala yang disampaikan melalui misi permanen Lebanon ke PBB di New York untuk mendokumentasikan agresi Israel terhadap Lebanon”, dari tanggal 25 Oktober hingga 1 November.
Ia menambahkan bahwa tujuan di balik tindakan tersebut adalah untuk memberikan tanggung jawab kepada “komunitas internasional dan Dewan Keamanan untuk mengambil tindakan dan menghentikan (agresi).”
“Lebanon mengutuk agresi berkelanjutan Israel terhadapnya, pelanggaran kedaulatannya, infiltrasi darat ke wilayahnya, melakukan lebih banyak pembantaian, dan penghancuran desa-desa perbatasan secara terus-menerus dan sistematis,” kata Kementerian Luar Negeri Lebanon menurut NNA.
Kementerian tersebut memperingatkan bahwa “penghancuran sistematis yang dilakukan Israel menunjukkan upaya tentara Israel untuk mengubah garis perbatasan menjadi zona penyangga yang tidak berpenghuni.”
Pernyataan ini mengecam serangan Israel terhadap “bangunan tempat tinggal yang padat, tempat ibadah, dan tempat suci,” dan membahayakan “situs arkeologi di Tirus dan Baalbek.”
Kementerian luar negeri lebih lanjut meminta komunitas internasional untuk memberikan tekanan pada Israel agar segera menghentikan agresinya di Lebanon dan meminta pertanggungjawaban semua pihak yang bertanggung jawab atas kejahatan mereka.
Resolusi tersebut diakhiri dengan tuntutan “penarikan penuh dan tanpa syarat atas tanah Lebanon yang diduduki dan penerapan penuh Resolusi PBB 1701.”
Adegan serangan Israel yang menargetkan sebuah bangunan di kota Al Ain di Lembah Bekaa pagi ini.#Truf#Trump2024Vance #Pemilu2024 pic.twitter.com/3m7msvH3H7
Perang di Lebanon
Sejak dimulainya perang Israel di Gaza, pada tanggal 7 Oktober 2023, gerakan Hizbullah Lebanon telah terlibat secara langsung, namun relatif terbatas, dalam perang melawan pendudukan Israel.
Israel meningkatkan agresinya dengan serangan teror dunia maya pada tanggal 17 dan 18 September, yang merenggut nyawa sedikitnya 37 orang termasuk anak-anak, dan melukai sekitar 3000 lainnya.
Hal ini sejalan dengan serangkaian pembunuhan terhadap para pemimpin Hizbullah, termasuk terhadap Sekretaris Jenderal partai perlawanan Hassan Nasrallah pada tanggal 27 September.
Perkembangan ini bertepatan dengan pemboman dan serangan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh tentara Israel di berbagai kota di Lebanon khususnya di selatan, Bekaa, dan distrik selatan Beirut.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan pada tanggal 5 November bahwa 3.013 warga Lebanon tewas dan 13.553 lainnya luka-luka sejak awal agresi Israel di Lebanon.
Komite Darurat Pemerintah Lebanon mengumumkan pada tanggal 29 Oktober bahwa jumlah tempat penampungan telah mencapai 1.100 pusat dengan kapasitas maksimum.
Ketua panitia, Menteri Lingkungan Hidup Nasser Yassin mengungkapkan, jumlah pengungsi melebihi 1,2 juta orang.
Menurut panitia, 355.910 warga negara Suriah dan 167.295 warga negara Lebanon menyeberang ke Suriah dari tanggal 23 September hingga 29 Oktober.
(PC, Agensi)